Sunday, May 15, 2005

Streamlining organization

There is an initiative at ITB to streamline the organization. The plan is to either remove Department or Faculty, so that there's only one level of beurocracy. For what I heard, Departements will dissolve. Their resources will be transferred to faculties (existing and new faculties). This is also a way to empower Faculties.

It's not going to be easy since Departement has been the major workhorse in our campus. Also, for years we have built its image and brand. Many people would not let it go easily.

What do you think? Is it a good idea? Flawed?

6 Comments:

Blogger Enda Nasution said...

alternatif kenapa ga sebaliknya? fakultas yg dihilangkan, dari level rektorat langsung ke jurusan? karena yg operasional kan sebenarnya jurusan/dept?

8:40 AM  
Blogger Roby said...

ya sepertinya bagusan departemen yg tetep jadi unit utama. fakultas bisa diubah jadi konsentrasi utk pendidikan (e.g. college & graduate school). tp utk administrasi dan riset departemen utamanya.

8:09 PM  
Blogger avianto said...

setuju dengan 2 pendapat diatas. kenapa bukan fakultas yang dihilangkan?

departemen biasanya lebih fleksibel karena lebih kecil organisasinya. level birokrasinya juga lebih sederhana.

9:10 PM  
Blogger kistijantoro said...

kebetulan kampus tempat saya juga baru 2 tahun lalu melakukan restrukturisasi. Fakultas digabung, dari 7 menjadi 3, kemudian departemen naik pangkat jadi school, meski tetap berada di bawah fakultas, tapi dengan wewenang lebih luas.

Kalo menghilangkan departemen, langsung fakultas-program studi, rasanya gak pas. Karena resource (dosen, lab, dll) terlalu kecil jika hanya attach ke program studi, dan terlalu besar jika di attach ke fakultas. Kalo resources ditaro di fakultas, jumlah fakultas diperbanyak, dan punya peran seperti departemen... ya namanya departemen dong :)

11:31 PM  
Blogger Pak Sui said...

Kebetulan saya pernah ikut studi di TU Eindhoven. Yg saya kagumi adalah fleksibisitas dari suatu research group di sana. Jika memang butuh suatu riset, maka dekan fakultas mengangkat seorg professor (biasanya dari Univ. lain) dan membentuk grup riset baru. Sebaliknya juga begitu.

Jadi sebenernya "the major workhorse should be research groups & their faculty". Saya setuju dept2. dieliminasi, karena membenani administrasi & birokrasi, shg fakultas hanyalah terdiri dari grup2 riset yg bisa bubar dan dibentuk sesuai dgn kebutuhan. Anyway, ITB wants to be a reseach university, isn't it?

Pasti kelanjutan pertanyaannya adalah: bagaimana dgn kuliah? Kalo kuliah2 dasar saya rasa harus ada fakultas khusus utk mengelola kuliah2 dasar, sesuai kurikulum. Kuliah spesialisasi barulah dibuat sangat fleksibel, yg diberikan sesuai dgn hasil riset tiap2 grup, shg tidak perlu ada kurikulum khusus. Mahasiswa/i cukuplah memilih kuliah yg ingin dia ikuti dan mengumpulkan kredit sbg syarat lulus.

Saya juga pernah mengikuti kuliah Programming With Constraint yg diberikan oleh prof. Krzysztof Apt di Amsterdam. Sekarang sudah gak ada lagi, krn dia sedang menjadi guest prof. di Nanyang, Singapore. Juga pernah ada kuliah yg ditawarkan oleh guest prof. yg sedang riset di univ. saya dulu. Kuliah ini sgt diminati di sana karena menjadi kesempatan langka utk mengikuti prof. terkenal, bahkan banyak prof2 dr univ. itu sendiri yg "sit-in" di kuliah2 jenis ini.

Jadi kuliah spesialisasi (tk sarjana?) menjadi sangat2 dinamis dan tidak perlu diformalkan ke dalam kurikulum tetap, shg harus dipaksakan ada setiap tahunnya.

Saya rasa dgn tanpa departemen, ITB menjadi lebih fleksibel thd risetnya dan lebih efisien. Lagian departemen2lah yg saat ini menjadi hambatan ITB, krn dept2 tidak bisa saling bekerja sama dlm membuat penelitian. Terbentur birokrasi & administrasi masing2 dept.

3:44 PM  
Blogger DianTN said...

Saya usul pengorganisasian sbb:
Level 1 rektorat / senat.

Level 2 terdiri atas:
1. fakultas yang mengorganisasi program studi dan penjurusan. Mata kuliah diajarkan oleh dosen-dosen yang ada dalam grup-grup riset.

2. grup riset (laboratorium): dosen-dosen berkelompok dalam satu grup riset tertentu untuk mengerjakan proyek-proyeknya, yang dipimpin oleh satu atau beberapa orang profesor.

3. unit pelaksana teknis atau biro.

Dengan struktur seperti ini kegiatan riset akan lebih dinamis dan pengajaran akan lebih aktual.

Oh ya satu lagi, definisi profesor di ITB sepertinya tidak seperti definisi profesor pada umumnya. Di ITB profesor itu gelar, sementara di dunia profesor itu jabatan.

Menurut definisi umum, para ketua lab./grup riset di ITB sekarang adalah seorang profesor.

8:51 PM  

Post a Comment

<< Home